Polsek Pamanukan Ungkap Peredaran Pupuk NPK Oplosan

0

pupuk_palsu Subang, Renus.

Peredaran pupuk NPK plus yang diduga merupakan hasil oplosan di wilayah Pantura Kabupaten Subang berhasil diungkap jajaran Polsek Pamanukan.

Selain menangkap seorang tersangka, petugas juga mengamankan barang bukti delapan ton pupuk NPK plus oplosan siap edar di Kampung Batang Lombang Desa Batangsari Kecamatan Sukasari, Kabupaten Subang.

Mengenai hal tersebut Kapolres Subang Harry Kurniawan melalui Kapolsek Pamanukan, Sudjoko, Jumat (13/2) membenarkan adanya kejadian tersebut. Dia mengatakan pengungkapan kasus tersebut dilakukan menyusul ada laporan masyarakat dan ditindaklanjuti jajaran polsek Pamanukan.

Petugas akhirnya bisa mengamankan tersangka So (35) warga Batangsari Kecamatan Sukasari, berikut barang bukti pupuk NPK plus diduga merupakan oplosan sebanyak delapan ton, Rabu (11/2) sekitar 17.00 WIB. Pupuk tersebut diproduksi tersangka di rumahnya sendiri.

“Selain delapan ton pupuk NPK diduga oplosan siap edar, dari rumah tersangka di Kampung Batangsari Kecamatan Sukasari, saat dilakukan pemeriksaan ternyata petugas menemukan pula barang bukti berupa peralatan dan bahan baku yang digunakan tersangka untuk mengoplos,” katanya.

Dijelaskannya, barang bukti lainnya yang diamankan seperti satu unit mesin molen, dua skrup, mesin jahit, 150 karung kosong, bahan pewarna kain dan satu ton tanah merah.

Kemudian dari pengakuan tersangka menyebutkan sebagian pupuknya sudah diedarkan, yaitu sebanyak tiga ton di wilayah Pusakanagara. Kemudian empat kuintal dijual di Desa Anggasasi Kecamatan Sukasari dan tiga kuintal di desa Karangmulya Kecamatan Legonkulon.

“Perbuatan tersangka bisa dijerat dengan Undang-undang no 12 tahun 1992 tentang budidaya tanaman dan ancaman hukumannya lima tahun penjara,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Bidang Sumber Daya Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Subang, Hendrawan mengimbau para petani agar hati-hati dan teliti saat membeli pupuk, jangan tergiur oleh harga murah.

Untuk membedakan pupuk pabrikan dengan oplosan ada beberapa cara diantaranya butiran pupuk pabrikan lebih keras dan sulit dipecahkan dengan tangan.

Berbeda dengan pupuk oplosan, butirannya lebih lunak dan mudah dipecahkan dengan tangan. Kemudian bila dimasukkan ke air, pupuk pabrikan agak bertahan lama tidak cepat hancur. Sedangkan pupuk oplosan tak bertahan lama, begitu dimasukkan ke dalam air langsung hancur.

“Dari warnanya juga bisa terlihat, pupuk pabrikan itu kalau dipecahkan dibagian dalamnya ada bercak-bercak putih. Sedangkan yang oplosan tidak ada, warnanya sama dengan bagian luar,” katanya.  (misno)