Rencana Walikota Geser Pagar Istana dan KRB Ditentang Budayawan

0

walikotabogor Bogor, Renus.

Rencana Walikota Bogor, Bima Arya  yang akan menata pedestrian dengan menggeser Pagar Istana dan Kebun Raya Bogor (KRB) lebih kedalam nampaknya tidak akan berjalan mulus, pasalnya hampir semua seniman budayawan dan pemerhati Budaya di Bogor dengan tegas menolaknya, dengan alasan akan merubah kondisi benda cagar budaya (BCB) Istana Bogor.

Rencana, Pemerintah Kota Bogor akan menata pedestrian sekitar Jalan Juanda mulai dari depan SMA Regina Pacis hingga SMA Negeri 1 Kota Bogor.

Dalam temu wicara di 3 Balaikota Bogor, Senin, (16/2) Walikota Bima Arya beralasan bahwa penataan pedestrian akan sangat berguna bagi para pejalan kaki dan para wisatawan yang akan berkunjung ke Kota Bogor.

“Kita komitmen untuk menata Kota Bogor diantaranya melalui pembuatan taman serta penataan pedestrian juga untuk mengurangi tingkat kemacetan di wilayah tersebut,” papar Bima.

Namun niatan Walikota Bima Arya itu langsung dipatahkan oleh beberapa seniman dan budayawan dengan menegaskan bahwa mengatasi kemacetan tidak hanya dengan menata pedestrian tapi merubah prilaku warga kota Bogor agar lebih disiplin. Seperti yang diutarakan Ketua Lembaga Kebudayaan Dasentra Bogor, Tjetjep Thoriq.

“Kami secara tegas menolak rencana Bapak Walikota Bogor untuk menggeser pagar Istana. Tapi, yang perlu diatur adalah  mobil-mobil yang memakirkan di wilayah tersebut. Sebaiknya dinas terkait dan polisi harus bertindak lebih tegas,” tukasnya. Ketidak setujuan juga diungkapan pendongeng Sunda Mama Arief Hidayat, Ace Sumanta Wahyu Kujang serta yang lainnya.

Bahkan pemerhati BCB, Rachmat Iskandar menegaskan apabila Pemkot Bogor bersikeras menggeser pagar Istana Bogor, sama dengan melanggar Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya yang dalam salah satu pasalnya secara tegas melarang merubah keadaan benda cagar budaya.
“Apalagi Istana Bogor sudah masuk dalam heritage, kalau dipaksakan digeser maka Pemkot kena sanksi hukum. Kalau Pemkot saja melanggar bagaimana dengan warganya,” tegas Rachmat.

Sementara itu dalam sebuah jajak pendapat di jejaring sosial ketika isu pemindahan pagar Istana dan Kebun Raya dilontarkan, dari 50 komentar, 48 orang menyatakan tidak setuju dan hanya 2 orang setuju dengan rencana Pemkot Bogor. (eva/net)