SERANG-Renus.

Sebanyak 475 Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Serang belum memiliki sertifikasi produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), yang dapat menjadi modal mereka dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun ini. Hal ini dikarenakan mereka masih terkendala anggaran untuk mendapatkan sertifikasi tersebut.

“Di Kota Serang ini terdapat 600 IKM aktif, namun baru 125 IKM saja yang sudah memiliki sertifikat. Sertifikat ini dapat menjadi modal bagi mereka, untuk menghadapi MEA di tahun 2015 ini,” ungkap Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi (Disdagperinkop) Kota Serang Ahmad Fakih, Jumat lalu.

Ia mengatakan sertifikasi yang harus dimiliki IKM untuk menghadapi MEA ini diantaranya yakni sertifikasi kesehatan, sertifikasi pangan dan sertifikasi halal. Di Kota Serang baru terdapat 40 IKM yang memiliki sertifikasi pangan, lalu 35 IKM yang memiliki sertifikasi halal, lalu 35 sertifikasi yang sedang ditangani oleh Pemprov Banten dan 15 IKM yang telah memiliki sertifikasi kesehatan.

“Hambatannya biaya, untuk PIRT saja sertifikasinya mencapai Rp 1 juta, sementara untuk sertifikasi halal mencapai Rp 2 juta. Oleh karena itu, solusinya kami akan memberikan bantuan kepada 40 IKM untuk mendapatkan sertifikasi. Selain itu, kami juga akan terus memberi motivasi pembinaan kepada mereka, lalu memberi solusi marketing, membuka jaringan pemasaran,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Disdagperinkop Kota Serang Achmad Benbela menambahkan dengan adanya sertifikasi tersebut, paling tidak produk pangan yang diprediksi oleh IKM tersebut memiliki legalitas. Serta produk tersebut dapat dipertanggung-jawabkan dengan tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya bagi konsumen.

“Sertifikasi tersebut harus dilengkapi persya-ratan administrasi, serta terdapat semacam penin-jauan atau uji petik. Hal ini dilakukan agar konsumen tidak was-was, apalagi nanti konsumennya tidak hanya berasal dari Indonesia,” tuturnya. (Reymond)

Reaksi Nusantara Edisi 25 Januari 2015